
IHSG ANJOK PARAH
IHSG benar-benar menunjukkan sisi ekstrem. Hari Senin tanggal 5 Agustus 2024 berubah jadi “Black Monday” karena IHSG langsung anjlok, menutup perdagangan dengan penurunan tajam—turun hingga 3,4% dan menghentikan lonjakan saham besar hanya sedikit di atas 7.000. suasana di lantai bursa berubah tegang secepat kilat.
Baca juga: WA Error: Pengguna Bingung Saat Whatsapp Tidak Bisa Scrool

Tekanan Begitu Berat Hingga IHSG Ambruk
IHSG bergerak agresif ke zona merah sejak awal perdagangan, nyaris menyentuh level psikologis 7.000 sebelum akhirnya konsolidasinya gagal. Penurunan drastis ini bukan hanya sekadar koreksi biasa—itu adalah momen di mana pasar modal terasa “kebakaran” hebat, seolah investor panik dan buru-buru bergerak keluar dari pasar.
Sentimen Global dan Psikologis Menekan Pasar
Perlambatan ekonomi global dan tekanan pasar internasional seperti KOSPI juga terkoreksi tajam mendorong tren negatif, dan investor di Indonesia tak pelan-pelan merespons. Ketidakpastian global jadi katalis yang langsung memukul pasar domestik. Akhirnya, IHSG ambruk menembus zona psikologis yang selama ini menjadi jangkar stabilitas indeks.
Apa Artinya untuk Investor?
Momentum seperti ini memang bikin jantung dag-dig-dug. Banyak investor besar menahan posisi, ada pula yang buru-buru keluar untuk menghindari kerugian lebih besar. Saham-saham blue chip jadi taruhan terdepan: apakah tetap dipertahankan sebagai aset bertahan atau dilepas guna melindungi modal? Suasana jadi tegang, dan keputusan harus diambil dalam hitungan detik.
Baca juga: Iphone 17 Rilis 9 September: Desain Tipis, Kamera Baru, dan Harga yang Menggoda

Saat Apa yang Harus Dilakukan?
Kalau kamu investor, ini momen buat tenangkan diri. IHSG turun drastis bukan berarti pasar selalu jalan ambruk—kadang turun tajam jadi tanda penyusutan overoptimisme, lalu terbuka peluang rebound kembali. Fokus saja pada analisis fundamental emiten pilihanmu, jangan biarkan suasana panik mendikte keputusan.
IHSG Kebakaran hari itu menciptakan suasana dramatis, dengan IHSG Ambruk 3,4% dan hampir meninggalkan level 7.000. Peristiwa ini jadi pengingat bahwa pasar modal bisa berubah dalam sekejap. Bagi investor, tantangan terbesar bukan menghadapi angka penurunan, melainkan menjaga kepala tetap dingin dan memilih langkah yang paling sesuai untuk jangka panjang.