
serverless
Kalau bicara soal teknologi modern, istilah serverless makin sering terdengar. Banyak developer, startup, sampai perusahaan besar tertarik dengan model ini karena dianggap lebih praktis dan efisien. Walaupun namanya serverless, bukan berarti sama sekali tidak ada server. Justru server tetap ada, hanya saja pengelolaannya tidak lagi jadi tanggung jawab langsung pengguna. Jadi yang fokus bukan lagi pada urusan infrastruktur, melainkan pada logika aplikasi.
Apa Itu Serverless
Serverless adalah model komputasi cloud di mana pengembang bisa menjalankan aplikasi tanpa perlu repot mengurus server. Semua urusan server seperti skalabilitas, patch keamanan, dan pemeliharaan ditangani oleh penyedia cloud. Developer hanya fokus menulis kode lalu mengunggahnya ke platform serverless. Setelah itu, sistem otomatis akan menjalankan kode sesuai kebutuhan.
Sejarah Singkat Serverless
Konsep serverless mulai populer ketika AWS merilis layanan Lambda pada tahun 2014. Dari situ, banyak penyedia lain ikut menghadirkan solusi serupa. Sekarang hampir semua penyedia cloud besar punya layanan serverless, termasuk Google Cloud Functions, Microsoft Azure Functions, hingga IBM Cloud Functions.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Teknologi OCR
Cara Kerja Serverless
Sistem serverless bekerja dengan model event driven. Artinya, kode akan berjalan ketika ada pemicu tertentu, misalnya request dari pengguna atau perubahan data di database. Jadi aplikasi tidak berjalan terus menerus, melainkan hanya aktif ketika dibutuhkan. Inilah yang membuat serverless lebih hemat biaya.
Eksekusi Berbasis Fungsi
Pada serverless, kode dipecah menjadi fungsi kecil yang bisa berdiri sendiri. Fungsi ini dijalankan ketika ada permintaan, lalu berhenti setelah selesai. Model ini sering disebut Function as a Service atau FaaS.
Skalabilitas Otomatis
Salah satu kelebihan utama serverless adalah skalabilitas otomatis. Saat jumlah permintaan meningkat, platform akan menambah kapasitas server di belakang layar. Begitu trafik turun, kapasitas kembali normal tanpa campur tangan manual.
Baca Juga: Mengenal Teknologi 5G dan Apa Bedanya dengan Generasi Sebelumnya
Manfaat Serverless
Banyak alasan kenapa perusahaan dan developer beralih ke serverless. Manfaatnya terasa nyata dalam efisiensi, fleksibilitas, dan kemudahan.
Hemat Biaya
Dengan serverless, biaya dihitung berdasarkan eksekusi fungsi. Jadi hanya membayar ketika kode benar benar berjalan. Tidak ada lagi biaya server yang terus aktif walau jarang dipakai.
Fokus pada Kode
Developer tidak perlu menghabiskan waktu mengurus infrastruktur. Semua energi bisa diarahkan pada logika aplikasi. Serverless membuat tim lebih produktif.
Percepatan Rilis
Karena infrastruktur dikelola oleh penyedia cloud, proses pengembangan lebih cepat. Aplikasi berbasis serverless bisa diluncurkan ke pasar dengan waktu yang lebih singkat.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Data Center
Tantangan Menggunakan Serverless
Meski punya banyak kelebihan, serverless juga memiliki tantangan yang perlu diperhatikan sebelum digunakan.
Cold Start
Salah satu isu yang sering dibahas adalah cold start. Fungsi serverless kadang butuh waktu beberapa detik untuk aktif jika lama tidak dipanggil. Hal ini bisa berdampak pada performa aplikasi.
Vendor Lock In
Ketika sudah memilih satu penyedia cloud untuk serverless, akan sulit berpindah ke platform lain. Setiap penyedia biasanya punya standar sendiri yang tidak selalu kompatibel.
Monitoring yang Rumit
Karena aplikasi terbagi ke banyak fungsi kecil, memantau performa serverless bisa jadi tantangan. Diperlukan tools monitoring khusus agar tidak kebingungan.
Baca Juga: Mengenal Pengertian API dengan Cara Santai
Contoh Penggunaan Serverless
Ada banyak skenario di mana serverless cocok digunakan. Mulai dari aplikasi sederhana hingga sistem kompleks.
Aplikasi Web
Website modern sering memanfaatkan serverless untuk mengatur backend ringan. Misalnya login, upload gambar, atau notifikasi bisa dijalankan dengan fungsi serverless.
Proses Data
Fungsi serverless cocok untuk memproses data real time. Misalnya analisis log, pemrosesan file, atau integrasi API dari aplikasi lain.
Chatbot dan AI
Banyak chatbot berbasis cloud yang berjalan di atas serverless. Fungsi ini memungkinkan chatbot merespon cepat tanpa perlu server khusus.
Perbandingan Serverless dengan Model Lain
Untuk memahami lebih jauh, ada baiknya membandingkan serverless dengan model komputasi tradisional.
Server Tradisional
Dengan server tradisional, pengembang harus mengurus infrastruktur sendiri. Mulai dari instalasi, patching, hingga perawatan fisik. Berbeda dengan serverless yang semua sudah diurus penyedia cloud.
Virtual Machine
Virtual machine memberikan fleksibilitas, tapi tetap perlu dikelola. Sedangkan serverless lebih ringan karena hanya menjalankan fungsi sesuai kebutuhan.
Container
Container seperti Docker menawarkan efisiensi, tapi tetap memerlukan orkestrasi. Serverless lebih praktis karena fungsi langsung bisa dieksekusi tanpa mengurus container.
Ekosistem Serverless
Dunia serverless terus berkembang. Banyak alat dan framework hadir untuk mendukung pengembang.
Framework Serverless
Ada framework populer bernama Serverless Framework yang membantu developer mengatur fungsi di berbagai penyedia cloud. Dengan alat ini, pembuatan aplikasi serverless jadi lebih mudah.
Integrasi Database
Layanan database modern sudah mendukung model serverless. Contohnya Firebase Realtime Database dan DynamoDB. Database ini bisa langsung terhubung dengan fungsi serverless.
DevOps dan Serverless
DevOps juga ikut beradaptasi. Pipeline CI/CD kini banyak mendukung deployment fungsi serverless. Jadi pengembang bisa lebih cepat merilis update.
Masa Depan Serverless
Tren serverless diprediksi terus berkembang. Semakin banyak perusahaan beralih karena fleksibilitas dan efisiensinya.
Serverless dan IoT
Dengan berkembangnya Internet of Things, serverless punya peran penting. Fungsi event driven sangat cocok untuk perangkat IoT yang mengirim data secara real time.
Serverless dan AI
Integrasi kecerdasan buatan dengan serverless juga semakin kuat. Fungsi dapat digunakan untuk melatih model, menjalankan prediksi, atau mengatur chatbot pintar.
Multi Cloud Serverless
Di masa depan, perusahaan mungkin tidak hanya bergantung pada satu penyedia. Konsep multi cloud serverless memungkinkan aplikasi berjalan di beberapa platform sekaligus.
Serverless di Indonesia
Di Indonesia, adopsi serverless mulai meningkat. Banyak startup memanfaatkan layanan ini karena lebih hemat biaya dan bisa fokus mengembangkan produk. Penyedia cloud global maupun lokal sudah menyediakan infrastruktur untuk mendukung kebutuhan serverless di tanah air