
stateful
Kalau kamu sering berkutat di dunia pemrograman, jaringan, atau pengembangan aplikasi, pasti pernah dengar istilah stateful stateless. Dua istilah ini sering muncul saat membahas cara kerja sistem, server, atau API. Walau kelihatannya teknis, sebenarnya konsepnya cukup mudah dipahami kalau dijelaskan dengan cara yang santai. Yuk kita bahas pelan-pelan supaya kamu bisa ngerti sepenuhnya apa arti dari stateful stateless dan kapan keduanya digunakan
Apa Itu Stateful
Kita mulai dulu dari istilah stateful. Secara sederhana, sistem yang bersifat stateful adalah sistem yang “ingat” terhadap kondisi atau data pengguna sebelumnya. Artinya, setiap kali kamu berinteraksi dengan sistem, informasi dari sesi sebelumnya masih disimpan dan digunakan untuk interaksi berikutnya. Jadi sistemnya punya memori tentang apa yang terjadi sebelumnya
Contoh paling sederhana dari konsep stateful bisa kamu lihat di aplikasi chat. Ketika kamu membuka aplikasi, semua riwayat percakapanmu tetap tersimpan. Server tahu siapa kamu, dengan siapa kamu berbicara, dan pesan apa yang sudah kamu kirim. Itulah bentuk nyata dari sistem stateful, karena ia menyimpan “state” atau keadaan dari setiap sesi pengguna
Baca Juga: Memahami Dunia Container Orchestration dalam Teknologi Modern
Apa Itu Stateless
Kebalikan dari stateful, sistem stateless tidak menyimpan informasi dari sesi sebelumnya. Setiap kali pengguna mengirim permintaan ke server, permintaan itu dianggap sebagai interaksi baru yang tidak ada hubungannya dengan permintaan sebelumnya. Jadi server tidak punya memori tentang siapa yang meminta atau apa yang pernah diminta sebelumnya
Contohnya, ketika kamu mengakses halaman web biasa tanpa login, server hanya memberikan halaman itu sesuai permintaanmu, lalu lupa begitu saja setelah selesai. Tidak ada data atau riwayat yang disimpan. Sistem stateless ini lebih sederhana dan biasanya lebih cepat karena tidak perlu menyimpan data pengguna dalam jangka panjang
Baca Juga: Mengenal Software Defined Networking dalam Dunia Teknologi
Perbedaan Utama Stateful dan Stateless
Kalau kamu ingin lebih mudah membedakan stateful stateless, bayangkan seperti ini. Sistem stateful seperti pelayan di restoran langganan yang selalu ingat pesanan favoritmu, sedangkan sistem stateless seperti pelayan di restoran cepat saji yang melayani semua orang dengan cara yang sama tanpa mengingat siapa yang datang sebelumnya
Dalam stateful, koneksi antara klien dan server bersifat berkelanjutan. Data seperti sesi pengguna, status transaksi, atau aktivitas sebelumnya disimpan di server. Sementara dalam stateless, setiap permintaan berdiri sendiri, dan server tidak perlu tahu apa yang terjadi sebelumnya. Ini membuat sistem stateless lebih mudah di-scale up karena tidak bergantung pada sesi yang sedang berjalan
Baca Juga: Mengenal Teknologi OCR Dokumen di Era Digital
Contoh Penggunaan Stateful
Konsep stateful banyak digunakan pada aplikasi yang membutuhkan konteks pengguna secara terus-menerus. Misalnya di dunia perbankan online, ketika kamu login dan melakukan transaksi, sistem harus tahu siapa kamu dan apa yang sedang kamu lakukan. Kalau tidak, keamanan dan konsistensi data bisa terganggu
Begitu juga dengan game online. Saat kamu bermain, server harus terus melacak posisi karaktermu, level, inventori, dan status permainan. Semua informasi ini adalah “state” yang harus dipertahankan agar pengalaman bermain tetap mulus. Tanpa stateful, game bisa kacau karena setiap aksi akan dianggap terpisah tanpa hubungan dengan yang sebelumnya
Baca Juga: Teknologi Facial Recognition dalam Kehidupan Modern
Contoh Penggunaan Stateless
Sebaliknya, stateless lebih cocok digunakan pada sistem yang tidak memerlukan informasi sesi berkelanjutan. Salah satu contohnya adalah RESTful API. Setiap permintaan ke API harus mengandung semua informasi yang dibutuhkan agar server bisa memprosesnya tanpa perlu mengingat permintaan sebelumnya
Aplikasi web sederhana juga sering menggunakan pendekatan stateless untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan. Karena server tidak perlu menyimpan data pengguna, sistem bisa menangani lebih banyak permintaan dalam waktu yang sama. Selain itu, kalau salah satu server gagal, permintaan bisa langsung diteruskan ke server lain tanpa kehilangan konteks
Keunggulan Sistem Stateful
Sistem stateful punya keunggulan utama di sisi pengalaman pengguna. Karena server menyimpan data sesi, pengguna bisa merasakan interaksi yang lebih personal dan konsisten. Misalnya, ketika kamu belanja online, keranjang belanja tetap tersimpan walaupun kamu berpindah halaman atau bahkan keluar sebentar dari situs
Selain itu, stateful juga cocok untuk aplikasi yang membutuhkan transaksi berkelanjutan seperti sistem keuangan, reservasi tiket, atau layanan streaming. Semua informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan proses tetap tersimpan dengan aman di server sehingga tidak mudah hilang
Keunggulan Sistem Stateless
Sementara itu, stateless unggul dalam hal skalabilitas dan efisiensi. Karena server tidak perlu menyimpan data pengguna, sistem bisa menangani lebih banyak permintaan secara paralel tanpa beban penyimpanan tambahan. Ini sangat berguna untuk layanan yang melayani jutaan pengguna seperti situs berita atau platform streaming video
Selain itu, sistem stateless lebih mudah dipelihara dan di-deploy. Jika ada server yang bermasalah, sistem bisa langsung menggantinya dengan yang baru tanpa perlu memulihkan data sesi. Karena tidak ada informasi yang disimpan secara permanen, risiko kehilangan data juga lebih rendah
Tantangan dalam Menerapkan Stateful dan Stateless
Meski keduanya punya keunggulan masing-masing, baik stateful maupun stateless juga punya tantangan. Pada sistem stateful, pengelolaan data sesi bisa jadi rumit, apalagi jika sistemnya berskala besar. Server harus punya cara untuk menyimpan dan mengatur data sesi dengan aman, biasanya menggunakan basis data atau sistem penyimpanan terpusat
Sementara dalam sistem stateless, tantangannya ada pada pengiriman data. Karena setiap permintaan harus menyertakan semua informasi yang dibutuhkan, ukuran pesan bisa jadi lebih besar. Selain itu, sistem stateless tidak cocok untuk aplikasi yang butuh interaksi panjang karena server tidak punya konteks tentang pengguna sebelumnya
Kapan Harus Menggunakan Stateful atau Stateless
Memilih antara stateful stateless tergantung pada kebutuhan aplikasi. Jika aplikasi kamu membutuhkan interaksi yang berkelanjutan dan personal seperti sistem login, transaksi, atau permainan online, maka stateful adalah pilihan tepat. Tapi kalau aplikasimu lebih fokus pada kecepatan, efisiensi, dan skalabilitas seperti REST API atau layanan web publik, maka stateless akan lebih cocok
Banyak pengembang modern bahkan menggabungkan kedua pendekatan ini. Mereka menggunakan stateless untuk bagian layanan utama agar bisa scale up dengan cepat, tapi tetap mempertahankan elemen stateful untuk fitur yang membutuhkan personalisasi pengguna